Grab the RSS feed

MEGA PROYEK KAMPUNG BIOGAS DI DUSUN NGEMPLAK, SELO, BOYOLALI




Indonesia adalah negara besar dengan kekayaan alam yang melimpah. Di Indonesia banyak dijumpai hutan yang menjadi paru-paru dunia. Keberadaan hutan-hutan lindung ini tentu merupakan suatu hal yang sangat penting, terlebih lagi di masa sekarang ini dimana pemanasan global menjadi hal utama untuk diantisipasi oleh seluruh masyarakat di dunia. Dengan demikian, hutan-hutan lindung ini harus selalu dijaga dan dilestarikan.

Di sekitar kawasan Gunung Merbabu Provinsi Jawa Tengah juga terdapat hutan lindung. Keberadaan hutan lindung ini memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk mencegah terjadinya kelongsoran di daerah ini, serta untuk menghindari terjadinya banjir di kawasan dataran rendah di sekitar Merbabu, seperti Kartasura, Klaten, Surakarta, Magelang dan Semarang. Akan tetapi, masyarakat di daerah Gunung Merbabu telah biasa melakukan penebangan hutan untuk memperoleh kayu bakar. Mereka memenuhi kebutuhan akan energi dengan melakukan penebangan pohon secara liar, mengingat sebagian besar warga di sekitar Gunung Merbabu masih menggunakan kompor tungku untuk memasak sehari-hari. Fenomena ini serupa dengan data yang kami peroleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali yang menyatakan bahwa lingkar utara Kabupaten Boyolali ini dimana Kecamatan Selo termasuk didalamnya, merupakan wilayah yang paling kerap terjadi kasus pembalakan liar. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Jika hal ini dibiarkan, kemungkinan besar akan merusak keseimbangan dan kelestarian lingkungan di kawasan Gunung Merbabu dan dapat menyebabkan terjadinya berbagai bencana di kemudian hari, seperti bencana tanah longsor, banjir, ataupun berkurangnya jumlah kelestarian hewan di hutan lindung.

Dusun Ngemplak, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah merupakan dusun yang terletak di kawasan Gunung Merbabu. Masyarakat dusun ini tergolong bertaraf ekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar mata pencahariaan warga terletak pada bidang peternakan dan pertanian. Masyarakat memenuhi kebutuhan hidup dengan cara beternak hewan dan menanam sayur-sayuran. Peternakan yang paling banyak dimiliki warga adalah peternakan sapi. Dari survey yang telah kami lakukan terdapat 80 ekor sapi di Dusun Ngemplak, dimana minimal terdapat satu ekor sapi di setiap rumah warga. Hal ini wajar dijumpai di daerah ini mengingat dusun ini terletak di Kabupaten Boyolali yang sudah dikenal sebagai daerah pengembang peternakan sapi. Di dalam pengelolaannya, para peternak sapi di Kecamatan Selo bertindak sebagai pengelola mandiri atau swadaya, namun belum terbangun suatu struktur atau mekanisme pengaturan dan kerjasama antara komunitas peternak sapi yang berjalan dengan baik.

Dalam menanggulangi permasalahan illegal logging sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, maka kami berinisiatif untuk melakukan optimalisasi potensi sumber energi alternatif di wilayah tersebut. Kami berinsiatif menggunakan kotoran ternak sapi untuk proses instalasi biogas guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat Gunung Merbabu dengan Dusun Ngemplak sebagai dusun percontohannya.

Dusun Ngemplak menjadi dusun percontohan yang kami pilih selain dikarenakan memiliki potensi ternak sapi yang tinggi sebagai sumber energi biogas, juga dikarenakan 100% warga dusun ini masih menggunakan kompor tungku berbahan bakar kayu untuk aktivitas memasak mereka. Dengan adanya unit-unit biogas yang hadir di tengah warga Dusun Ngemplak diharapkan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan warga terhadap kayu bakar sehingga aktivitas illegal logging dapat dihindari.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh masyarakat Ngemplak adalah kesulitan dalam mendapatkan minyak tanah sebagai bahan bakar, dikarenakan terjadinya kelangkaan tersedianya minyak tanah disana. Selain itu juga dikarenakan tingginya harga bahan bakar gas, dalam hal ini LPG. Secara ekonomi masyarakat kurang mampu membeli tabung gas tersebut, terlebih lagi mengingat sebagian besar masyarakat Ngemplak merupakan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Dengan rencana untuk menjadikan Dusun Ngemplak menjadi dusun percontohan biogas, diharapkan hal ini juga mampu memberikan insprasi, sumber ilmu, dan contoh nyata bagi wilayah-wilayah berpotensi biogas disekitarnya. Selain itu, setelah mengingat bahwa letak Dusun Ngemplak adalah berdekatan dengan jalur utama penghubung kota-kota besar di Provinsi Jawa Tengah, seperti Klaten, Surakarta, Semarang, Magelang dan Temanggung, maka diharapkan Dusun Ngemplak ini mampu menjadi dusun percontohan bagi tempat-tempat berpotensi lain di seluruh Provinsi Jawa Tengah.

Dengan adanya program optimalisasi potensi biogas ini, selain untuk mengurangi terjadinya illegal logging, tentu akan dapat menghemat pengeluaran keuangan warga Dusun Ngemplak. Dengan demikian, akan dapat meningkatkan kesejahteraan warga. Selanjutnya, konsep yang kami sebut dengan “Kampung Biogas ini dapat menjadi suatu sumber keuangan baru bagi warga Dusun Ngemplak. Salah satunya dengan mengkomersialisasikan ilmu dan pengalaman warga Dusun Ngemplak akan pembangunan instalasi biogas kepada pihak manapun yang berminat terhadap teknologi biogas ini.

Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Dilihat dari data survey yang kami peroleh dari Departemen ESDM, Indonesia memiliki potensi biogas sebanyak 49.81 GW, namun hanya 445 MW yang telah dimanfaatkan. Maka dengan adanya kampung biogas Dusun Ngemplak ini semoga bisa memacu pengoptimalan potensi biogas di seluruh Indonesia.